gravatar

15 GIGI - Peace Love and Respect (2007)

15 GIGI - Peace Love and Respect (2007)
Musik adalah pengikat kebersamaan kami. Kami hidup untuk musik dan musik pulalah yang menghidupi kami. Sampai kapanpun kami akan terus mempunyai passion di musik. Inilah resep yang membuat kita bertahan hingga tiga belas tahun. (Armand Maulana – vokalis GIGI).

Di usia ketigabelas ini GIGI kembali berkarya lewat album berjudul PEACE, LOVE ‘N RESPECT, yang sebenarnya merupakan kalimat ikon GIGI yang selalu diucapkan mereka dari tahun 1995 dan baru sekarang akhirnya kalimat tersebut dijadikan title album. Berbeda dari album-album sebelumnya, kali ini Armand Maulana (vocal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Gusti Hendy (drum), mengemasnya dengan format akustik (unplugged).

“Ide membuat akustik album sebenarnya sudah muncul sejak lima tahun lalu. Kebetulan GIGIKITA (penggemar GIGI) juga banyak meminta kita membuat format seperti itu. Dan ini adalah album yang belum pernah dibuat oleh GIGI selama 13 tahun berada di musik Indonesia” jelas Armand.

BUTUH KREATIVITAS TINGGI
Kalau sebelumnya GIGI membuat format akustik untuk satu lagu dalam satu album, kini mereka harus membuat untuk satu album full. Di telinga awam, akustik itu identik dengan musik genjrang genjreng belaka. Padahal kemasan akustik itu menuntut detail dan kreativitas dalam membuat aransemen dan sound sehingga satu lagu dengan lagu yang lain tidak sama. Jadi tidak terbayang bagaimana seru dan stress-nya mereka mengulik lagu di studio (kabarnya GIGI khusus dibuatkan studio baru oleh Pos Entertainment, managemen yang membawahi mereka, sehingga mereka konsen menggarap album). Hendy sang penggebuk drum mengaku butuh waktu 14 jam take rekaman untuk dapat sound yang pas. Sementara Budjana harus bereksplorasi dengan hanya berbekal gitar string dan nylon. Atau Thomas yang harus menyesuaikan agar line bass-nya selaras dengan gebukan drum. Sedangkan Armand yang mengisi vokal ditantang menghasilkan suara sebersih mungkin tanpa sound effect pada suaranya kecuali reverb dan delay.



NAKAL
Jangan kaget jika mendengar lagu NAKAL yang digeber sebagai single pertama. Lagu ini sarat dengan eksplorasi kejahilan masing-masing personil GIGI dalam bermusik dan iramanya sedikit keluar dari pakem musik GIGI. Lagu ini dibuat secara tidak sengaja saat GIGI menunggu grup band /rif menggelar general reherseal untuk sebuah pementasan bareng. Awalnya lagu ini bercerita tentang pemanasan global, tetapi setelah hasil listening session bersama orang – orang di kantor Pos Entertainment dan atas usulan mereka, liriknya diubah menjadi lebih santai tentang seseorang yang tidak kuasa menahan rayuan maut seorang wanita.

Puas dengan lagu Nakal yang membuat adrenalin naik, kini saatnya mengendurkan saraf dengan nomor ballad bertajuk 11 Januari, dimana lagu ini diciptakan oleh Budjana dan liriknya ditulis oleh Armand. Lagu yang easy listening ini mempunyai lirik yang ‘dalam’ sekali tentang sepasang manusia yang ditakdirkan bersama dalam suka maupun duka. Tampilnya string section mengiringi petikan gitar semakin membuat lagu ini semakin apik.

Simak nomor lama ciptaan Thomas, Kembalilah Kasih, lagu yang pernah dibawakan oleh Anggun di album terakhirnya sebelum go international. Kalau Anggun membawakannya dengan gaya hard rock era 90-an kini GIGI mendaurnya menjadi musik yang kalem penuh ratapan kesedihan. Disini Indra Lesmana didaulat mengisi piano.

Lagu dengan tempo agak cepat dapat dinikmati dalam nomor seperti Matikan Cintaku atau Tuk Rasa……Tuk Cinta. Dua lagu ini mempunyai mood elektrik, tapi GIGI mengimplementasikannya dengan gaya akustik. Tak ketinggalan menyeruak nomor vintage bergaya 70’an dalam lagu Percayalah, dimana ada permainan perkusi dari Adjie Rao yang semakin menghidupkan suasana.

Akhirnya PEACE, LOVE ‘N RESPECT tak sekedar album, tapi manifestasi dari energi positif GIGI dalam berkiprah di industri musik tanpa kehilangan identitas diri. 

Postingan Populer